Rabu, 12 Januari 2011

Imam Adz-Dzahabi – Dalam Sejarah. 2.


Adz-Dzahabi berkata : “ Demi Allah (swt) , sesungguhnya orang-orang salaf menuntut ilmu dengan tulus ikhlas karena Allah (swt) . Akhirnya merekapun berhasil menjadi orang-orang sukses dan menjadi para Imam yang dijadikan panutan oleh Umat . Lalu orang-orang yang menuntut Ilmu kepada beliau pada awalnya bukan didasari tulus ikhlas karena Allah (swt). Mereka terus mengejar-ngejar beliau dan berhasil menguasai sejumlah Ilmu pengertahuan . Namun ditengah perjalanan , Ilmu itu mengajak mereka untuk berbuat Ikhlas.

Hal ini senada dengan yang telah diungkap oleh Mujahid dan beberapa Tokoh lainnya , pada awalnya kami menuntut Ilmu ini tanpa niat yang ( murni seratus persen ), namun seiring dengan perjalanan waktu , Allah (swt) akhirnya memberikan niat yang murni itu kepada kami.

Diantara mereka ada yang mengaku : “ Pada awalnya kami ini menuntut Ilmu tanpa bukan berdasarkan niat karena Allah (swt) . Namun Ilmu itu sendiri  ternyata yang tidak mau jika tidak didasarkan pada niat tulus karena Allah (swt) “.  Oleh karena itulah kebanyakan orang yang menuntut Ilmu pada akhir gilirannya nanti bias mendasarkan Aktifitasnya pada niat yang shalih . Hal itu tidak lain karena dorongan dari Ilmu itu sendiri.

Jika ada sebuah kaum yang menuntut Ilmu dengan niat buruk hanya untuk kepentingan duniawi , maka mereka hanya akan mendapat apa yang mereka niatkan , Rasulullah shalallahu ‘alaih wa sallam , bersabda: Barangsiapa berperang dengan niat mencari tali pengikat binatang (maksudnya mencari harta rampasan perang ), maka dia hanya mendapatkan apa yang diniatkannya “ (?).{ HR. Imam Ahmad }-Marfu’-{ Barangsiapa  berperang fisabilillah dan tidak berniat kecuali hanya untuk mendapatkan tali pengikat binatang  , maka ia akan mendapatkan apa yang dia niatkan }.

 Kamu akan menyaksikan  kelompok-kelompok ini sebagai orang-oramg yang sama sekali tidak dipancari cahaya Ilmu . Tidak ada getaran ikhlas yang terpatri dalam jiwa mereka . Mereka tidak mengetahui hakekat besar dibalik amal perbuatan . Dan yang bisa mengetahui hal tersebut hanyalah orang yang takut kepada Allah Ta’ala.

Sebagian dari mereka ada yang tidak mempergunakan Ilmunya untuk bertaqwa kepada Allah (swt) . Bahkan dia  menggunakan Ilmunya untuk bertaqwa sebagai alat untuk HILAL ( merekayasa Hukum ) Dia memberikan Fatwa hal-hal yang menututnya  dianggap mudah meriwayatkan berita-berita yang Syaz (bertentangan dengan kelompok mayoritas ). Sebagian dari mereka ada yang sudah berani kepada Allah swt dengan memalsukan Hadits . Akhirnya Allah swt menghancurkan orang tersebut dan menghilangkan ilmunya . Dengan demikian  dia telah membawa bekal yang akan mengantarkannya menuju Neraka.

Beberapa kelompok yang telah disebut diatas  tadi , sebenarnya mereka adalah kelompok yang memandang ilmu sebagai suatu yang sangat besar nilainya . Mereka mendalami keseluruhan ilmunya yang dipelajari . Namun setelah itu mereka meninggalkan hal-hal penting sehingga menunjukan kekurangan mareka dalam ber Ilmu dan ber amal . Namun mereka  terlanjur dijadikanPanutan oleh orang –orang yang sengaja menuntut Ilmu Oleh karena itulah untuk kelihatan lebih pantas , mereka hanya mengamalkan sebagian kecil Ilmunya.

Orang-orang yang mengikutinya menyangka mereka sebagai Ulama dan Tokoh . Dalam benak orang-orang yang mengikutinya juga tidak pernah terlintas ingin  mendekatkan diri  kepada Allah swt dengan Ilmu yang telah didapatnya dari mereka . Sebab mereka tidak menjumpai seorang Syekh  yang bisa dijadikan panutan didalam Ilmunya , itulah sebabnya mereka menjadi orang-orang gembel yang tiada berharga  ,

Tujuan pengajar diantara mereka hanyalah untuk menghasilkan karya sebanyak-banyaknya . Kami memohon keselamatan dan ampunan kepada Allah swt . Sebagaimana yang telah dikatakan oleh salah seorang Ulama Salaf : “ Aku bukanlah seorang yang ahli . Dan akupun tak pernah menjadi orang alim. 


{ Siyar A’laamin-Nubalaa’ –VII/152-153/Salaf }.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar